Peristiwa mematikan ini terjadi begitu cepat dan disebabkan oleh kondisi yang disebut aritmia jantung ganas. Yang mengkhawatirkan, penyakit ini lebih sering menyerang atlet dan para wanita.
Kematian mendadak atlet muda yang tampak sehat adalah sebuah tragedi. Kemungkinan seorang atlet mati mendadak sebenarnya sangat kecil, yaitu diperkirakan hanya 1 dari 50.000 orang hingga 1 dari 300.000 orang selama 10 tahun terakhir.
Aritmia adalah kondisi di mana denyut jantung tidak teratur. Jantung bisa berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), terlalu dini (kontraksi prematur) atau sangat tidak teratur (fibrilasi).
Kondisi ini terjadi ketika impuls listrik ke jantung tidak bekerja dengan benar dan membuat denyut jantung menjadi kacau. Meskipun demikian, aritmia ini adalah kondisi yang wajar dan banyak ditemui.
"Semua orang mengalami jantung berdebar pada suatu waktu dan hilang dengan sendirinya. Namun jika terjadi secara berkelanjutan dan berlangsung 30 detik, 1 menit atau 10 menit, maka ada baiknya perlu diperiksa," kata Dr. David Haines, direktur Heart Rhythm Center di Beaumont Hospitals, Michigan, AS seperti dilansir ABC News.
Sebagian besar kondisi yang berisiko menyebabkan kematian mendadak dilakukan selama aktivitas fisik yang membutuhkan tenaga ekstrem seperti berlari, bermain sepak bola, basket dan tenis. Atau bisa juga disebabkan berolahraga dalam kondisi yang ekstrem panas, sangat lembab atau berada pada ketinggian yang ekstrem.
Untuk mengevaluasi kondisi atlet, riwayat adanya aritmia jantung adalah hal yang sangat penting karena aritmia merupakan pertanda awal penyakit jantung yang mendasari atau menunjukkan potensi penyakit yang mengancam nyawa.
Gejala aritmia terkadang sulit dideteksi. Bahkan beberapa pasien mungkin tidak memiliki gejala sama sekali, terutama fibrilasi atrium yang sering berakhir dengan kematian mendadak.
"Masalahnya, aritmia ini menyerang orang yang jantungnya sebelumnya dinyatakan normal. Ada prevalensi rendah pada populasi umum, tetapi berpotensi mengancam nyawa jika tidak terdiagnosis. Hampir semua aritmia sulit dideteksi dan hanya didiagnosis dengan jelas saat terjadi serangan," kata Alice Lara, direktur eksekutif Sudden Arrhythmia Death Syndromes Foundation.
Pengobatan untuk aritmia bisa dengan obat, pembedahan, hingga menanamkan defibrillator yang menggunakan impuls listrik kecil untuk 'mengejutkan' jantung agar kembali ke denyut yang normal. Prosedur bedah lainnya adalah dengan pengangkatan beberapa sel yang diyakini menjadi sumber kelainan listrik yang menyebabkan aritmia.
"Perempuan juga orang yang lebih rentan terkena aritmia, yaitu gejala detak jantung yang cepat atau takikardia. Namun peneliti masih belum tahu dengan pasti mengapa. Yang jelas, beberapa hormon dan saraf yang berfungsi pada wanita berbeda dengan pria," kata Lara.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan jantung tidak bekerja dengan baik antara lain:
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes
- Penyalahgunaan obat
- Konsumsi kopi berlebihan
- Penyakit jantung
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif)
- Perasaan tegang
- Jaringan parut pada jantung, seringkali diakibatkan oleh serangan jantung
- Merokok
- Suplemen makanan, herbal atau obat-obatan
0 Komentar untuk "Harus Waspadai Gejala Perubahan Detak Jantung yang Bikin Mati Mendadak"