Di sekitar kita, selalu ada orang yang sepertinya tidak sadar bahwa dia telah berbicara dengan suara yang begitu keras, sehingga terkadang harus ditegur agar mau memelankan volumenya. Bila hal ini terjadi ketika orang tersebut sedang marah atau memanggil orang lain di kejauhan, wajar saja. Namun, ada juga orang yang memang sudah "bawaannya" bicara dengan volume yang lantang.
Di satu sisi, kebiasaan bicara dengan suara keras bak berteriak ini akan menguntungkan bila profesi Anda adalah seorang pembicara atau guru, sehingga tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk menyampaikan materi. Tapi di sisi lain, "bawaan" ini juga bisa membuat Anda dicap kurang sopan atau dianggap sebagai orang yang suka marah-marah.
Menurut Dr Amee Shah, direktur laboratorium penelitian seputar akustik bicara dan persepsi bahasa di Cleveland State University, fenomena seperti ini berkaitan dengan empat faktor. "Yang pertama, faktor biologis. Kedua, faktor patologis. Ketiga adalah faktor tipe kepribadian, sementara yang terakhir adalah faktor lingkungan," paparnya. "Setiap orang dilahirkan dengan ukuran laring dan pita suara yang berbeda-beda. Ada juga yang lahir dengan paru-paru yang lebih kecil daripada orang lain, sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk memiliki volume suara yang keras."
Sementara faktor patologis berkaitan dengan perubahan pada volume suara seseorang, sejalan dengan adanya perubahan pada jaringan maupun getaran yang terjadi pada pita suara. "Sejalan dengan usia, jaringan pita suara mengalami perubahan. Orang yang perokok juga dapat mengalami perubahan pada pita suaranya. Dengan sendirinya, volume suara dapat terpengaruh."
Apabila faktor kepribadian berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan situasi dan berbicara dengan banyak orang, faktor lingkungan lebih banyak berhubungan dengan kondisi keluarga. Banyak yang bilang, kebiasaan berbicara seperti sedang berteriak itu adalah keturunan, namun Shah menyatakan bahwa ini lebih bersifat kultural atau lingkungan.
"Orang yang datang dari keluarga besar biasanya terbiasa berbicara lantang agar dapat lebih didengar daripada yang lain. Sementara pada budaya tertentu, berbicara terlalu keras dapat dianggap tidak sopan, terutama untuk wanita," jelas Shah lagi.
Kabar baiknya, setiap orang dapat melatih dirinya sendiri untuk berbicara lebih lantang. Menuru Shah, hal ini bisa dikuasai dengan mudah, misalnya dengan belajar teknik-teknik berbicara dan mengendalikan pernafasan dengan lebih efektif.
"Yang lebih sulit adalah belajar untuk merendahkan volume suara, karena sebagian orang yang biasa bicara lantang itu biasanya tidak menyadarinya. Mereka baru sadar bila ada yang menegur. Biasanya mereka lebih berfokus pada pokok pembicaraan dan tidak begitu memerhatikan soal volume suara," kata Shah.
Sumber: MSNBC, kompas.com
Copyright © 2014 medis.web.id - All Rights Reserved
Template By Catatan InfoKipas Plastik | Kipas Promosi | Pen Promosi | Tumbler Promosi | Percetakan Jakarta
Template By Catatan Info
0 Komentar untuk "Inilah Alasan Kenapa Ada Orang Bersuara Sangat Lantang?"